Sebagai perusahaan energi, pengembangan kegiatan riset dan teknologi menjadi hal penting bagi Pertamina karena merupakan tulang punggung perusahaan agar dapat memberikan nilai tambah secara efektif, efisien, serta diperlukan untuk pengembangan bisnis baru guna menghadapi kebutuhan energi di masa depan.
Sebagai upaya memenuhi kebutuhan riset tersebut, Pertamina akan menghadirkan suatu fasilitas dalam satu lokasi, yaitu Research & Technology Center (RTC) Terintegrasi Pertamina, yang terletak di lahan Pertamina di Jl. Daan Mogot KM 16, Jakarta Barat.
Groundbreaking pembangunan fasilitas Research & Technology Center (RTC) Terintegrasi Pertamina ini dilaksanakan pada hari Jumat (9/12/2022). Turut hadir dalam kegiatan ini Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur SPPU Pertamina A. Salyadi Dariah Saputra, Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Dedi Sunardi, Direktur Utama PT PP Novel Arsyad, didampingi Direktur Utama Patra Jasa Putut Ariwibowo serta Jajaran Manajemen terkait.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengapresiasi pembangunan fasilitas ini; menurutnya fasilitas ini bukan hanya sekedar gedung, namun fasilitas yang akan mendukung ketahanan dan kemandirian energi Indonesia.
“Pembangunan RTC terintegrasi ini adalah gagasan atau ide yang sudah lama, dan akhirnya bisa diwujudkan. Diharapkan ini sesegera mungkin, karena sangat kita perlukan. Yang akan dibangun bukan hanya sekedar gedung untuk Research and Technology-nya Pertamina, tetapi ini adalah fasilitas yang akan mendukung kemandirian energi Indonesia. Di sinilah akan lahir inovasi-inovasi yang dapat mewujudkan transisi energi Indonesia ke depan, karena selama ini kita melakukannya dengan terpisah-pisah. Oleh karena itulah, saat ini kita buat lebih terintegrasi”, ujar Nicke.
Nicke menambahkan bahwa perusahaan yang survive adalah mereka yang memiliki kemampuan melakukan inovasi.
“Karena ke depan, perusahaan yang bisa survive dan yang bisa tumbuh untuk keberlanjutan adalah perusahaan yang memiliki kemampuan untuk inovasi. Research and Technology adalah tahap awal, dan mandatori yang dilakukan untuk bisa mewujudkan pengembangan inovasi, karena pentingnya fasilitas Ini maka akselerasi Patra Jasa dan PP sangat kami harapkan dan apresiasi. Kami di Pertamina memberikan dukungan penuh”, tambahnya.
Direktur Utama PT Patra Jasa Putut Ariwibowo menyampaikan, Patra Jasa sebagai bagian dari Pertamina, berkomitmen untuk mendukung penuh kegiatan yang dilakukan oleh Pertamina Holding dalam upaya menjadi Global Energy Champion, salah satunya melalui Pembangunan Fasilitas RTC Terintegrasi ini.
“Patra Jasa siap membantu mensukseskan tujuan dan aspirasi Pertamina”.
“Kami menerima penugasan dari Direktorat SPPU Pertamina pada 14 Januari 2022 untuk membangun fasilitas ini, pembangunan akan dilakukan selama 4 tahap. Gedung yang dibangun akan mengedepankan konsep green building mengutamakan konsep green design, neutral dan high technology, misalnya dirancang tahan ledakan dan sejak awal memperhatikan aspek kemudahan dalam maintenance gedung. Kami berharap pembangunan dapat dilaksanakan sesuai rencana sehingga dapat dimanfaatkan oleh Pertamina dan dapat berkontribusi pada pertumbuhan bisnis Pertamina”, harapnya.
PT Patra Jasa berkolaborasi dengan PT PP dalam membangun RTC Terintegrasi, salah satunya melalui penerapan Teknologi BIM (Building Information Modelling), teknologi di bidang AEC (Architecture, Engineering dan Construction) yang mampu mensimulasikan seluruh informasi di dalam proyek pembangunan ke dalam model 3 dimensi, sehingga akurasi pekerjaan meningkat, termasuk penataan pekerjaan di lapangan serta dapat lebih memitigasi risiko konstruksi.
Direktur Teknik PT Patra Jasa Whisnu Bahriansyah mengharapkan, “Latar belakang hadirnya fasilitas ini adalah, saat ini dibutuhkan Pusat Riset Terintegrasi, karena saat ini Pusat Riset Pertamina masih tersebar di beberapa tempat. Diharapkan dengan adanya Pusat Riset Terpadu ini, kegiatan riset dan teknologi ini bisa lebih baik dan terpadu. ”
“Kami akan membuat satu bangunan yang memenuhi kriteria green building, kemudian nantinya pada saat pembangunan, kami akan menggunakan BIM teknologi yang kemudian kami pakai untuk mempercepat pembangunan proyek. Proses perencanaan dan pembangunan dilakukan secara paralel sehingga bisa mempersingkat waktu pengerjaan proyek. Harapan kami semoga pembangunan proyek ini bisa berjalan on schedule, on budget dan on return, dan tetap menjaga aspek HSSE selama proses pembangunannya,” ujarnya.
Pembangunan RTC Center Terintegrasi Pertamina mulai dilaksanakan pada tahun 2022, dengan luas total 65.931M2. Fasilitas ini terdiri dari beberapa bangunan, yaitu Laboratorium Utama, Laboratorium Terbuka & Bengkel, dan Business Center, yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang diperlukan.
Implementasi BIM, dilakukan sejak masa perencanaan hingga masa konstruksi. Selain untuk meningkatkan produktivitas pekerjaan, BIM juga dapat membantu memudahkan komunikasi dengan stakeholders. Tidak hanya BIM, nantinya proyek ini juga didukung dengan pemanfaatan teknologi smart construction, seperti Virtual Reality.
Fasilitas RTC terintegrasi memiliki keunggulan yakni, merupakan fasilitas laboratorium terintegrasi untuk penelitian, hulu, hilir dan energi terbarukan; didesain dengan target sertifikasi green building, dan dilaksanakan dengan mengedepankan sinergi Pertamina dan Anak Usaha Patra Jasa. Penggunaan panel surya untuk menyediakan hingga 11% energi bangunan, penerapan building automation system dalam operasional bangunan serta penggunaan komponen Dalam Negeri (TKDN) secara maksimal.
Fasilitas RTC terintegrasi juga memiliki keunggulan pencahayaan alami dengan secondary skin berupa panel AC perforated yang memungkinkan cahaya dan visual masuk ke dalam ruang, sehingga ruang kerja menjadi lebih sehat; memiliki ruang terbuka hijau dan biophilic design yaitu unsur tanaman dan elemen hijau di dalam ruangan.